Langsung ke konten utama

RENTAN KERUSAKAN LAMUN

CYNTIA RUSILAWATI
230210100046

Pada bagian ini saya akan menjelaskan mengenai "Rentan kerusakan Lamun".

    Seperti yang sering kita lihat di pantai-pantai, sudah banyak lamun yang rusak bahkan mati dan berserakan di bibir pantai. Kematian dari lamun-lamun ini dapat terjadi karena adanya kerusakan dari ekosistem lamun tersebut. Kerusakan dari lamun-lamun itu sendiri dapat dikarenakan tidak terpenuhinya salah satu faktor penunjang kehidupan lamun, seperti:
1. Cahaya
     Lamun membutuhkan cahaya untuk berfotosintesis, namun apabila perairan menjadi keruh karena sedimentasi dan pencemaran limbah-limbah, maka lamun tersebut akan sulit melakukan fotosintesis. Hal itu juga yang dapat menyebabkan kematian pada lamun, karena tidak dapat berfotosintesis, maka lamun tidak dapat melakukan produktivitas pada ekosistem lamun tersebut.
2. Substrat
    Substrat yang kurang mengandung nutrien, sehingga mengurangi pasokan nutrien yang dibutuhkan oleh lamun tersebut.
3. Arus
    Arus yang terlalu kuat dapat merusak lamun, mulai dari mematahkan bagian-bagian daun pada lamun, sampai membuat lamun tersebut terlepas dari substratnya.
    Namun dari sekian faktor yang dapat merusak ekosistem lamun, yang paling besar pengaruhnya adalah aktivitas manusia. Ekosistem lamun sangat rentan terhadap kemerosotan lingkungan akibat aktivitas manusia. Di pantai, manusia melakukan pengerukan dan pengurugan untuk pembangunan pemukiman, industri dan saluran navigasi. Seperti yang sudah dijelaskan di atas, dengan adanya kegiatan pengerukan dan pengurugan pada bibir pantai akan membuat terjadinya sedimentasi yang akan menutupi lamun tersebut. Selain itu limbah-limbah industri yang dibuang ke laut jelas membuat lamun-lamun tersebut tercemar dengan terakumulasi logam berat melalui proses yang dinamakan magnifikasi biologis. Selain itu aktivitas manusia yang sering berada di bibir pantai dan menginjak-injak padang lamun yang ada. Seringnya lamun tersebut diinjak akan mempercepat kerusakan yang akan terjadi pada lamun tersebut.
     Namun dibalik kerentanannya, lamun juga memiliki beberapa tolerasi terhadap beberapa hal yang menyimpang. Seperti suhu, lamun dapat ditemukan di daerah beriklim dingin hingga tropis. Hal ini membuktikan lamun memiliki toleransi terhadap suhu, karena lamun dapat hidup di daerah yang memiliki suhu berkisar antara 10 - 40 C. Selain itu, lamun juga memiliki toleransi terhadap salinitas. Lamun (Thallasia) dapat hidup pada tempat dengan salinitas mulai dari 3,5 00/0 sampai dengan daerah yang memiliki salinitas 60 00/0 (Zieman, 1986).

DAFTAR PUSTAKA
Hamza, Ardi.2009.Makalah Ekologi Perairan Padang      Lamun.http://www.scribd.com/doc/20723946/Makalah-Ekologi-Perairan-Padang- (diakses pada tanggal 27 Maret 2012)
Effendi, Ecko.2009.Ekosistem Padang Lamun.http://www.docstoc.com/docs/10627331/ekosistem-Padang-Lamun (diakses pada tanggal 27 Maret 2012)
Muis, Nurmuliayanti.2009.Padang Lamun.http://muliayanti.wordpress.com/2009/10/29/padang-lamun/ (diakses pada tanggal 27 Maret 2012)
Mudloar, Farid.2009.Sebaran Jenis dan Karakteristik Ekologi.http://www.docstoc.com/docs/19934397/lamun2 (diakses pada tanggal 27 Maret 2012)

Selanjutnya mengenai "Recovery dari Kerusakan Lamun" yang akan dijelaskan oleh saudara Miqdad http://dzulfikaar.blogspot.com/2012/03/konservasi-ekosistem-lamun.html

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cirebon Short Escape

  Keraton Kanoman Cirebon Cirebon, 2018. Kala itu sedang ngehits-hitsnya tes CPNS. Kebetulan saya ikut tes CPNS untuk pemda Cirebon. Tesnya di sebuah hotel di daerah Kab. Cirebon. Waktu itu niatnya mau pergi sendiri tapi ibu tiba-tiba ingin ikut, jadi aja sekalian kita jalan-jalan. Sempet ada miss waktu itu, jadwal udah keluar, tiket kereta udah beli dan hotel pun udah dibooking, taunya diundur beberapa hari, well hanguslah semuanya. Akhirnya waktu itu kita berangkat sore-sore dari Bandung pake mobil pribadi via tol.  Nyampe Cirebon sekitar jam 7 malem, tempat pertama yang di tuju adalah Grage Mall. Dari dulu penasaran banget sama mall itu karena kayanya itu tu mall paling dibanggakan (pada masanya). Pas udah nyampe sana kita muter-muter bentar terus lanjut ke hotel. Kita nginep di Sapadia Hotel Cirebon, kenapa nginep disana? 1. karena yang paling deket terminal (karena asalnya mau naik bis jadi demi kenyamanan alangkah lebih baik jika mecari hotel terdekat dari terminal), 2. karena me

Berang-berang Laut (Sea Otter)

   Yup! Berang-berang laut. Ada ga sih yang tau kalo di laut juga ada berang-berangnya. Ternyata berang-berang itu ada juga yang hidup di laut. kalo dibandingin secara umum dengan berang-berang yang ada di darat sih sebenernya ga jauh beda, tapi pasti ada bagian-bagian tertentu yang bikin mereka berbeda, secara gitu tempat hidupnya juga jelas beda. Nih klasifikasinya: Kingdom: Animalia Phylum: Chordata Subphylum: Vertebrata Class: Mammalia Order: Carnivora Family: Mustelidae Subfamily: Lutrinae Genus: Enhydra Fleming , 1828 Species: E. lutris      Berang-berang laut / Sea Otter ( Enhydra lutris ) merupakan mamalia laut terkecil (ya secara gitu ya kalo dibandingin sama paus, lumba-lumba, dugong, anjing laut; ya pasti jadi mahluk yang paling kecil lah).  Berat tubuh berang-berang dewasa hanya sekitar 14 - 45 kg. Nah, kalo habitat berang-berang laut ini ada di Utara Samudera Pasifik yaitu di daerah Pantai California, Kanada, Washingto

Camping for first time...

      Well seumur hidup gw (kurleb 27thn) baru kali ini ngerasain camping, karena sebelumnya parno banget gara-gara waktu kecil pernah camping di halaman rumah temen (yang luas banget) dan tepat tengah malem denger suara yang aneh-aneh. Dari situ ga pernah mau camping lagi. Suatu hari diajak sama temen-temen kantor buat ngecamp di Ranca Upas, Ciwidey. Alesan mau ikut karena gw tau disana itu rame banget, seengganya ga bener-bener sendiri di alam terbuka. Waktu itu juga kayanya yang proper buat ngecamp cuma 1 orang deh, sisanya kita cengo cemua hahaha      Waktu itu kita jalan dari kantor Hari Jumat pagi, makan siangnya di Rumah Makan Ampera Soreang, lumayan murmer dan mengenyangkan. Terus nyampe Ranca Upas, kita bayar karcis gitu buat masuk, hitungannya itu: orang + mobil + biaya camp (yang biaya camp ga tau permobil apa perorang, lupa) ada biaya inep kendaraan juga tapi lupa termasuk ke biaya camp atau beda lagi. Nyampe sana ternyata lumayan rame, ada gelombolan bocah pramuka dan ada