Well cerita ini merupakan sebuah cerita persembahan dari tiga orang cucu yang akhirnya bisa membawa neneknya berjalan-jalan ke Jogja setelah bertahun-tahun selalu gagal dikarenakan mengandalkan keikutsertaan beberapa anaknya (re: orang tua si cucu).
Cerita ini dapat menjadi ilham bagi para cucu yang ingin membahagiakan neneknya dengan mengajak berjalan-jalan di Jogja. Pada cerita ini terdapat beberapa tempat yang ramah nenek atau rute perjalanan yang ramah untuk nenek.
Kegiatan ini tu terlaksana di Bulan September 2018. Setelah sebelumnya si nenek tau kalo saya habis jalan-jalan jauh dan cukup lama dan sendiri juga (re: ada ceritanya di My Solo Trip at Solo, My Solo Trip at Jogja dan Trip at Nusa Tenggara Barat) akhirnya beliau iseng tanya-tanya ke saya. Mulai dari bugdet, bagaimana caranya kita bisa bener-bener jalan-jalan sendiri tanpa ada orang tua atau orang yang kenal yang bisa jadi guide sampai akhirnya beliau ingin diajak berjalan-jalan di Jogja sama saya dan dua sodara saya.
Setelah berucap itu, kami (re: para cucu) pun segera membentuk sebuah kepanitiaan yang disebut Tim 'AaHoliday. Disini kami membuat budgeting kasar kebutuhan dana selama disana, transport apa saja yang dibutuhkan, mencari tempat menginap yang pas, serta menentukan rute-rute perjalanannya kemana aja (tentu saja rute wisata yang ramah bagi nenek). Serta menetukan pembagian sponsorshipnya seperti apa.
Akhirnya untuk akomodasi kami memilih yang paling nyaman bagi nenek, tidak apa agak terlalu lama atau memakan waktu asalkan nenek tidak merasa lelah. Waktu itu lama waktu liburan kami sekitar 4 hari.
1. Hari Pertama
Kita pergi menggunakan kereta jurusan Bandung - Jogja yang jam 8 Pagi. Kenapa yang jam 8 pagi yang dimana nyampenya jam 3 sore (yang berarti waktu 7 jam kita di hari itu terbuang di jalan padahal bisa dipake buat jalan di jogja), engga yang jam 8 malem biar nyampenya pagi terus langsung jalan (hemat waktu & dana juga). NO!!! bukan itu yang kami cari, kalo yang jalan cuma kita aja (cucu) sih ga papa mau stay di stasiun jam 3 pagi juga, tapi ini bawa orang tua yang tidak mungkin diajakin ngegembel di stasiun jam 3 pagi sampe matahari terbit terus langsung jalan jadi ya dengan pergi pagi nyampe sore itu merupakan pilihan terbaik, karena sore dan malamnya nenek saya bisa bersantai dan beristirahat dahulu sebelum besoknya seharian jalan-jalan keliling Jogja. Untuk kereta pun kami menggunakan kelas yang eksekutif kembali lagi karena demi kenyamanan nenek, kebayang kan kalo pake yang ekonomi, yang masih muda aja merasa pegel banget plus bosen (karena kalo kereka ekonomi jalannya lebih lama) apakabar nenek-nenek? jadi kami pilih kereta yang luas dengan kursi yang bisa selonjoran dan bersandar.
Sorenya kita nyampe Stasiun Tugu Jogja, langsung order taksi online menuju EDU Hostel. Waktu itu terpaksa pake taksi online dan harus berjalan beberapa meter menjauh stasiun karena waktu itu ada gap antara angkutan online & pangkalan, mau pake taksi yang standby disana tapi ternyata antri.
Kenapa EDU Hostel? Karena lokasinya yang pas, masih di tengah Kota Jogja, Family roomnya cocok (lupa nama roomnya, tapi untuk ber4 gitu) dengan 1 kasur queen dan 2 single bed terpisah (soalnya sepupu saya 1 cowo jadi kalo mau misah kamar juga kasian dianya dan sayang juga uangnya, tapi kan ga mungkin sekasur banget karena dia udah gede juga, jadi kamar model begini sangat cocok untuk kami) dan harganya juga lumayan terjangkau (karena kami akan menginap cukup lama) dan dapet makan pagi yang lumayan, kamarnya juga bagus. Serta rooftopnya juga bagus banget buat nongkrong atau cuma buat selfie-selfie dan ada kolam rendam juga disekitarnya (mungkin kalo anak kecil bisa berenang disitu). Berikut beberapa gambarnya.
ini model kamar yang saya pake
(sumber: https://www.traveloka.com/id-id/hotel/indonesia/edu-hostel-2000000217895)
Penampakan rooftopnya
(Sumber: https://www.traveloka.com/id-id/hotel/indonesia/edu-hostel-2000000217895)
(Sumber: www.hotels.com)
Beres istirahat di hotel, malemnya kami mencari makan malam, lagi-lagi yang sekiranya nenek bisa makan. Pilihannya jatuh pada gudeg, dengan asumsi gudeg itu lembek jadi nenek bisa makan, selain makanan etnik juga. Akhirnya kami pesan taksi online menuju sebuah warung gudeg yang cukup terkenal dibelakang alun-alun keraton (lupa namanya hehe). Alhamdulillah aman, nenek bisa makan. Setelah itu kita langsung kembali kehotel dengan mengambil rute sedikit memutar (ceritanya ingin mencoba jalan-jalan malam di daerah alun-alun).
2. Hari Ke-2
Di hari ke-2, kami sudah menyiapkan mobil sewaan beserta supir (yang sudah di pesan seminggu yang lalu) yang akan mengantar kami ke beberapa destinasi yang memang sudah nenek inginkan, diantaranya Candi Borobudur, Candi Prambanan dan lainnya.
Candi Borobudur
Destinasi awal kita itu Candi Borobudur, menjadi yang pertama karena letaknya yang cukup jauh dari Jogja jadinya biar sisanya di dalem Jogja. Sesampainya disana kami menaiki delman agar lebih cepat menuju candi. Ketika sudah sampai di depan tangga, nenek saya langsung minta balik lagi. Ternyata beliau tidak nyaman untuk menaiki banyak tangga. Jadinya beliau hanya penasaran dan hanya ingin melihat langsung Candi Borobudur. Setelah itu kami segera menghubungi driver dan langsung pergi menuju tempat makan. Sangking cepatnya durasi kami di Candi Borobudur, si driver sampe bilang "Ini kali pertama saya nganter ke Candi Borobudur kurang dari 1 jam, biasanya itu bisa 2-3 jam".
Candi Prambanan
Sebenernya ini juga kejadiannya mirip dengan yang di Candi Borobudur. Nene cuma mau sampe tangga pertama depan candi. Padahal kalo dari segi kontur, Candi Prambanan lebih banyak area datarnya daripada Candi Borobudur. Tapi kalo yang sekarang durasinya agak lama, jadi nenek mempersilahkan sodara-sodara saya untuk berkeliling candi dan beliau nunggu di kursi bawah pohon dekat pintu masuk kawasan candi.
Keraton Yogyakarta
Sengaja ngajak nenek ke sini karena tempatnya datar, paling naik 1 undakan aja. Kesini cuma keliling beberapa menit aja karena memang sudah hampir tutup.
'AaHoliday Full Team at Keraton Jogja
(Sumber: Pribadi)
Tempo Gelato
Setelah dari keraton, kita sempetin mampir ke toko gelato karena kita inget kalo nenek suka juga makan es krim. Waktu itu si Tempo Gelato tempat gelato paling hits di Jogja (ga tau sih sekarang masih apa engga). Setelah makan gelato kita langsung pulang ke hotel soalnya nenek udah merasa cape.
Tempo Gelato
(Sumber: Pribadi)
Setelah sampai hotel, untuk makan malamnya kami sengaja order gofood karena nenek suah capek dan tidak ingin kemana-mana, daripada ninggalin nenek sendiri lebih baik kami pesan gofood.
3. Hari Ke-3
Pantai Indrayanti, Gunung Kidul
Di Hari ke-3 kami juga sudah sengaja menyewa mobil tanpa supir (walau agak sulit dan rumit) karena kami ingin lebih private dan kebetulan ada teman saya yang akan bergabung. Hari itu kami hanya bertujuan ke Pantai Indrayanti, Gunung Kidul. Alasan kenapa kami memilih pantai itu diantara banyaknya pantai di Gunung Kidul, karena di Pantai Indrayanti jarak dari parkiran mobil dan pantai itu dekat dan sama sekali tidak ada tangga.
(Sumber: Pribadi)
Setelah dari pantai, kami mampir sebentar ke Klinik Kopi dan mencari oleh-oleh. Lalu setelah itu kami kembali ke hotel. Beres-beres sebentar lalu lanjut jalan cari makan malam.
4. Hari Ke-4
Hari terakhir di Jogja. Kereta berangkat jam 8 pagi, jadinya beres cek out langsung ke Stasiun Tugu. Nyampe Bandung jam 3 sore langsung dijemput om dan acara liburan pun selesai.
Komentar
Posting Komentar